JOKOWI RESMIKAN TANJUNG LESUNG, SAHAM JABABEKA PUN MEROKET

18 December 2018 pukul 00:26


 

KATADATA - Harga saham dua emiten yang bergerak dalam pengembangan kawasan indusrti naik signifikan dalam perdagangan hari ini. Kenaikan harga saham setelah Presiden Joko Widodo meresmikan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, Banten, kemarin.

Saham PT Kawasan Industri Jababeka Tbk hingga pukul 13.45 tercatat naik 17 poin atau 5,1 persen ke Rp 352 per saham. Kenaikan harga saham emiten berkode KIJA ini merupakan kelanjutan yang berlangsung sejak awal bulan ini. Sejak awal Februari, tercatat saham Jababeka telah naik hingga 9 persen.

Kenaikan tersebut terkait dengan rencana Presiden Jokowi yang ingin mengembangkan kawasan-kawasan industri di sejumlah daerah. Pada 3 Februari lalu, DIrektur Utama Jababeka S.D Darmono pun dipanggil Jokowi untuk menjelaskan pengembangan kawasan industri.

Seperti diberitakan, Presiden Jokowi dalam kunjungannya ke Tanjung Lesung kemarin, menyatakan komitmen untuk membangun jaln tol ruas Serang-Panimbang sepanjang 80 km untuk mendukung KEK Pariwisata Tanjung Lesung. KEK pariwisata tersebut merupakan milik Jababeka.

Analis BNI Securities Thendra Crisnanda menuturkan, komitmen pemerintah tersebut akan menguntungkan perusahaan yang selama ini fokus untuk pada pengembangan kawasan industri. Apalagi Jababeka pun berencana membangun 100 kota kawasan industri di sejumlah provinsi.

"Langkah pemerintah akan jadi pintu masuk untuk lahan industri. Katalis itu yang mendorong saham ini naik," kata dia saat dihubungi Katadata, Selasa (24/2). Thendra merekomendasikan investor untuk membeli saham Jababeka, dengan prediksi harga saham mencapai Rp 418 per lembar hingga akhir tahun. Namun, dia merekomendasikan hold atau tahan untuk membeli saham Bekasi Fajar karena perseroan memiliki utang dalam bentuk obligasi berdenominasi asing yang cukup besar.

Sementara itu, analis Investa Saran Mandiri Kiswoyo Adi Joe menuturkan, penguatan saham ini tak akan berlanjut lama karena investor masih akan menunggu langkah lanjutan pemerintah. Terutama dalam pembangunan infrastrultur di kawasan industri.

Menurut dia, pelaku pasar akan sangat mengamati infrastruktur yang memadai untuk industri, khususnya pembangkit listrik. " Saya rasa investor akan wait and see dulu, tunggu infrastrukturnya dibangun," ujarnya. Menurut dia, penguatan saham juga akan mulai terbatas. Apalagi, pelaku pasar akan kembali mengkaji pembangunan infrastruktur di kawasan itu.